ARTICLE AD BOX
DENPASAR, NusaBali
Universitas Udayana (Unud) resmi menjadi tempat penyelenggaraan Hanyu Shuiping Kaoshi (HSK), yakni tes kemampuan bahasa Mandarin bersertifikat internasional yang diakui secara global. Fasilitas ini menjadi yang pertama dan satu-satunya di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), setelah Unud menjalin kerja sama dengan lembaga Chinese International Testing dari Tiongkok.
Kehadiran lembaga tes HSK di Bali dinilai sangat relevan dan strategis, mengingat bahasa Mandarin kini menjadi bahasa global kedua yang paling banyak digunakan dalam dunia bisnis, pendidikan, pariwisata, dan diplomasi. Sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia, pengaruh Tiongkok semakin meluas dan bahasa Mandarin menjadi kunci utama membuka peluang kerja sama dan kesempatan karier, termasuk di Indonesia, khususnya di Bali.
Rektor Universitas Udayana, Prof Ir I Ketut Sudarsana ST PhD, menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi bentuk keseriusan Unud dalam merespons kebutuhan strategis di tingkat regional maupun global. “Kami bekerja sama dengan TCI Unud dan Chinese International Testing agar pelajar, mahasiswa, bahkan dosen bisa memperoleh sertifikasi resmi kemampuan bahasa Mandarin tanpa perlu ke luar daerah. Ini adalah upaya menjawab kebutuhan dunia saat ini,” ujar Sudarsana dalam peluncuran program tes HSK di Kampus Unud, Sabtu (17/5).
Menurutnya, posisi Tiongkok sebagai kekuatan ekonomi dunia dan mitra dagang utama Indonesia menjadikan penguasaan bahasa Mandarin sebagai kompetensi unggulan. Apalagi, sektor pariwisata Bali juga sangat bergantung pada pasar Tiongkok. “Jumlah wisatawan Tiongkok yang datang ke Bali sangat besar. Maka penguasaan bahasa Mandarin tidak bisa lagi dianggap sekadar pilihan, tapi sudah menjadi kebutuhan praktis dan strategis,” tegasnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa wisatawan asal Tiongkok secara konsisten berada dalam tiga besar terbanyak yang datang ke Bali, bahkan sebelum pandemi Covid-19. Kini, dengan mulai pulihnya penerbangan dan pariwisata internasional, angka itu kembali merangkak naik.
Ketua Tourism Confucius Institute (TCI) Universitas Udayana, Dr I Gusti Ngurah Widyatmaja, menyebutkan bahwa pihaknya terus berupaya menjembatani kebutuhan tersebut melalui program-program pelatihan dan sertifikasi. “Tourism Confucius Institute sudah berdiri sekitar lima tahun, dan peluncuran tes HSK ini adalah salah satu program terbarunya bekerja sama dengan UPT Bahasa Universitas Udayana,” jelasnya.
Menurut Widyatmaja, peluncuran ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan kerja sama antara Unud dan Chinese International Testing di Tiongkok. Tes HSK di Unud akan menjawab tingginya permintaan dari kalangan pelajar, mahasiswa, pegawai pemerintahan, hingga dosen. “Selama ini di kawasan Bali dan Nusa Tenggara belum ada lembaga resmi penyelenggara tes HSK. Sekarang kami hadir untuk memfasilitasi kebutuhan itu,” kata dia.
Ia menambahkan bahwa penguasaan bahasa Mandarin juga membuka peluang kerja dan studi lanjut di Tiongkok, baik melalui program beasiswa maupun kerja sama pendidikan tinggi. “Bukan hanya untuk warga Bali, kami harap lembaga ini bisa melayani peserta dari seluruh Indonesia bahkan mancanegara yang ingin ikut tes di sini,” ucap Widyatmaja.
Unud menargetkan program tes HSK ini dapat diselenggarakan secara berkala dan berkembang menjadi pusat pendidikan Mandarin yang kredibel di Indonesia timur. Selain itu, TCI juga akan membuka pelatihan bahasa Mandarin terstruktur bagi pelajar, pemandu wisata, dan pelaku usaha di sektor pariwisata Bali agar dapat berkomunikasi efektif dengan wisatawan asal Tiongkok. 7mao