ARTICLE AD BOX
Acara tahunan ini menjadi magnet kreativitas generasi muda Bali. Tahun ini, jumlah peserta mencetak rekor dengan 83 karya ogoh-ogoh mini dan tapel yang dilombakan dari berbagai daerah di Bali, hingga Karangasem.
“Tahun ini pesertanya membeludak, bahkan kami terpaksa membatasi slot karena tidak mampu menampung semua yang mendaftar,” ujar Ketua Panitia I Komang Handika Juliartana, Minggu (25/5) pagi.
Dika menjelaskan, Raksaka Festival tahun ini mempertandingkan empat kategori, yaitu Kategori Umum Mesin, Kategori Umum Non Mesin, Kategori STT se-Kecamatan Kuta Selatan, dan Kategori Pembuatan Tapel Anak-anak (usia 10-15 tahun). Menurutnya kategori paling ramai diikuti adalah Kategori Umum Non Mesin.
“Peserta paling jauh datang dari Karangasem. Hampir semua kabupaten di Bali hadir, kecuali Buleleng dan Jembrana,” sebutnya.
Salah satu terobosan tahun ini adalah kehadiran kategori pembuatan tapel anak-anak, yang menyoroti proses kreatif para remaja dalam membuat topeng khas ogoh-ogoh. Penilaian dalam kategori ini dilakukan secara unik, yaitu 50 persen pengerjaan dilakukan di rumah, dan 50 persen diselesaikan langsung di lokasi lomba. “Kami ingin menilai bukan hanya hasil akhir, tetapi juga proses pembuatannya. Anak-anak ini benar-benar kompeten dan berbakat,” kata Dika.
Proses penilaian pun dilakukan oleh tiga juri yang berpengalaman dan dikenal luas di dunia seni ogoh-ogoh Bali, yakni Gusman Surya, Cenkcenk Beroo, dan Pasek Asta, seorang seniman ogoh-ogoh asal Badung Selatan. Selain sebagai ajang lomba, Raksaka Festival juga menjadi panggung ekspresi dan pelestarian budaya Bali di kalangan generasi muda.
Dika mengungkapkan jika tujuan dari penyelenggaraan lomba tersebut adalah ingin memberikan wadah kepada generasi muda, khususnya di Badung Selatan, karena minat terhadap ogoh-ogoh mini ini sangat berkembang. Dipilihnya Pantai Melasti sebagai lokasi acara pun menambah daya tarik tersendiri. “Respons dari peserta sangat positif. Kami yakin tahun depan Raksaka Festival akan kembali dilaksanakan,” ucapnya.
Selaras dengan hal itu, Ketua Karang Taruna Eka Karsa I Gusti Agung Gede Suryadharma berharap generasi muda Bali dan generasi muda di Desa Ungasan, bisa melestarikan seni dan budaya, khususnya untuk ogoh-ogoh mini. Untuk tahun-tahun selanjutnya, tidak hanya pada lomba ogoh-ogoh mini saja, namun dia berharap bisa untuk pelestarian seni dan budaya lainnya.
“Kami berharap ke depan event Raksaka Festival ini bisa berkelanjutan dan bisa menjadi ajang festival untuk melestarikan seni dan budaya bali,” harapnya.
Sementara, Camat Kuta Selatan, Ketut Gede Arta berharap kegiatan ini bisa memberikan nilai tambah bagi pariwisata Bali, khususnya di Desa Ungasan. Menurutnya, kegiatan budaya ini merupakan wujud nyata daripada pelestarian adat, tradisi dan seni budaya. Apalagi dilaksanakan di tempat wisata seperti Pantai Melasti, sehingga diyakini bisa menambah daya tarik wisatawan. 7 ol3