Bukan Cuma Warga Biasa, Bupati Badung pun Waswas dengan Harga Tanah di Bali

1 day ago 7
ARTICLE AD BOX
Waswas terhadap perkembangan harga tanah ini tidak hanya dirasakan warga biasa yang berpenghasilan pas-pasan, Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa pun turut merasakan. Pertambahan harga tanah yang pesat ini membuat Pemerintah Kabupaten Badung menyesuaikan strategi pembangunan infrastruktur jalan.

Bagaimana tidak, perkembangan harga tanah khususnya di daerah pariwisata yang hendak ditambah jaringan jalannya berpotensi menyebabkan biaya pembebasan lahan membengkak. Lamban memproses pembebasan berarti memberikan kesempatan harga tanah terus melaju.

“Tantangan kami cukup berat karena apa? Karena terus terang, mohon maaf, dalam pengadaan lahan tidak akan semudah itu,” ujar Adi Arnawa.

Kekhawatiran tersebut disampaikannya saat jumpa pers 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa-Bagus Alit Sucipta (Adicipta) di Banjar Kulibul Kangin, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, Senin (2/6/2025).

Adi Arnawa menuturkan bahwa Pemkab Badung sedang dalam proses menggarap pembangunan infrastruktur jalan di kawasan Kuta Selatan yang merupakan daerah pariwisata dan kerap mengalami kemacetan parah. Ia menilai, pembangunan jalan di kawasan ‘semahal’ Kuta Selatan tidak akan mudah.

“Kalau tidak segera dilaksanakan, mohon maaf, ini akan telat bagi kami untuk membangun jalan baru di Kuta Selatan karena nilai tambah (tanah) terlalu tinggi dan cepat sekali,” tuturnya, didampingi Wakil Bupati Badung Bagus Alit Sucipta dan Sekda Badung IB Surya Suamba.

Kata Bupati Badung yang juga berasal dari Kuta Selatan tepatnya Desa Pecatu ini, proses negosiasi akan berlangsung lebih alot. Ditambah lagi, nilai appraisal lahan yang hendak dibebaskan tersebut dipastikan tinggi mengikuti karakteristik kawasan yang subur ‘ditumbuhi’ properti kelas kakap.

“Sekarang mungkin rata-rata sudah di atas Rp 500 juta per are bahkan bisa mendekati Rp 1 miliar. Kalau kami biarkan sampai satu atau dua tahun lagi, jangan-jangan bisa menjadi Rp 1,5 miliar per are. Cukup berat buat kami,” tegas Adi Arnawa.

Respons Bupati Badung terhadap laju pertambahan nilai tanah ini menunjukkan bahwa perkembangan harga tanah di Bali yang melaju pesat akibat industri pariwisata tidak hanya berdampak pada warga lokal biasa. Namun, turut mempengaruhi strategi pembangunan yang dilakukan pemerintah. *rat
Read Entire Article