BBTF 2025 Jadikan Bali Ikon Pariwisata Berkualitas

3 weeks ago 6
ARTICLE AD BOX
Ketua ASITA (Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies) Bali Putu Winastra selaku penyelenggara BBTF 2025 yang mempertemukan seller dan buyer paket wisata menyampaikan pendaftaran telah dibuka sejak September 2024 sampai Maret 2025. Sampai saat ini sudah ada seller sebanyak 192 perusahaan dari 6 provinsi di Indonesia, yaitu Bali, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB dan NTT dan diikuti oleh 3 negara. Selain Indonesia ada Malaysia dan Singapura di samping ketertarikan Namibia untuk menjadi seller. 

“Dari 228 booth yang tersedia sudah terjual 167 booth,” ujar Winastra, saat konferensi pers di Griya Santrian Sanur, Denpasar, Sabtu (22/3) petang. Sementara itu, total buyer yang telah melakukan registrasi sampai dengan tanggal 21 Maret 2025 adalah 206 perusahaan dari 38 negara antara lain dari Eropa, Eropa Barat, Eropa Timur, dan Eropa Utara, Australia, Selandia Baru, Singapore, Malaysia, Filipina, India,Tiongkok, Indonesia serta negara lainnya. 

“Setiap penyelenggaraan BBTF potensi transaksi B2B (business to business) mengalami peningkatan 10-13 persen dari tahun-tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan komitmen dan kepercayaan global terhadap event BBTF sekaligus potensi luar biasa bagi pertumbuhan industri pariwisata Indonesia,” kata Winastra. Winastra mengatakan, BBTF 2025 memiliki keunikan tersendiri dibanding event serupa. 

Adapun program unggulan BBTF adalah tourism talkshow dan knowledge sharing, di mana ada sesi inspiratif dari para pakar untuk merespons tren global, networking dan exhibitions, yaitu ajang pertemuan profesional antara para seller dan buyer untuk memperluas jaringan kerja sama dan produksi produk. Selanjutnya, yang berbeda dengan event-event promosi wisata lainnya yaitu post tour signature programme di mana bentuk promosi destinasi dengan menawarkan pengalaman eksklusif kepada berbagai destinasi unggulan kepada buyer yang belum pernah mengunjungi atau mempromosikan destinasi tersebut 

Tahun ini panitia juga menyediakan podcast kepada para seller yang mempunyai paviloun di mana mereka bisa berpromosi secara langsung dengan online. Winastra mengatakan, BBTF 2025 menjadi katalis kolaborasi antara Pemerintah, industri pariwisata, industri keuangan, serta advokat keberlanjutan, termasuk kolaborasi dengan BUMN, dan brand global, guna memastikan bahwa pertumbuhan pariwisata membawa dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan untuk meningkatkan daya saing di kancah internasional 

“BBTF 2025 menempatkan Bali sebagai ikon pariwisata berkualitas dan berkelanjutan sehingga dapat menarul lebih banyak wisatawan berkualitas yang respek terhadap alam dan budaya Bali,” sebut Winastra. Sementara itu Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Enik Ermawati atau Ni Luh Puspa, menyampaikan bahwa Kemenpar selalu mendukung pelaksanaan BBTF sebagai bagian upaya mengembangkan pariwisata di Indonesia, khususnya Bali sebagai pemimpin industri pariwisata di Nusantara. 
 
Bali, ujarnya, menghadapi tantangan pemerataan pertumbuhan pariwisata agar tidak terkonsentrasi di wilayah selatan saja. “Kita selalu mengupayakan wisatawan bisa kita dorong untuk ke wilayah Bali utara, barat dan timur,” ujar perempuan kelahiran Buleleng. Ni Luh Puspa menegaskan bahwa pemerintah daerah memiliki peran sentral dalam mengembangkan destinasi di wilayahnya. Kementerian sebutnya hanya dapat mendukung melalui kebijakan dan koordinasi dengan kementerian lain. 

Saat ini, kata Puspa, Kemenpar tengah mengembangkan pariwisata 3B, yaitu Banyuwangi, Bali Barat dan Bali Utara. “Ini memang masih challenging terkait konektivitas ke Banyuwangi,” ungkapnya.   Puspa menegaskan, bahwa konsep pariwisata yang diusung Bali dan Indonesia adalah pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Salah satunya, adalah terkait kebersihan. Bali, menurut Puspa harus mengupayakan perbaikan dari sisi kebersihan jika tidak ingin dikalahkan para pesaing. “Jika tidak Bali akan ditinggalkan satu dua tahun mendatang,” tandasnya. 7 adi 
Read Entire Article